Jika berbicara tentang rasa nasionalis, tentu kita semua setuju bukan jika mengenal, memahami, serta mengerti tentang bagaimana sejarah lahir dan berdirinya negara tercinta adalah salah satu hal krusial yang perlu dilakukan, khususnya bagi para generasi muda. Dimana adanya pernyataan tersebut pun tentu saja bisa diutarakan karena pengertian dari rasa nasionalisme itu sendiri, yang dalam hal ini adalah sebuah istilah untuk menyebutkan suatu paham tentang mencintai bangsa dan negara sendiri. Oleh sebab itu, wajar saja bukan jika sejarah kemerdekaan 17 Agustus pun kemudian menjadi bagian fundamental yang wajib diketahui oleh seluruh lapisan masyarakatnya.
Apalagi dapat diketahui jika rasa nasionalisme yang butuh dibangkitkan, utamanya pada diri generasi muda masa kini pun pada dasarnya juga lebih dari sekedar sebuah perasaan saja. Melainkan adanya hal tersebut pun hendaknya juga merupakan sebuah bentuk dari kesadaran kolektif yang umumnya memang akan dimiliki oleh setiap pribadi yang merasa dirinya terikat dengan suatu bangsa dan negara, baik dikarenakan budaya, bahasa, wilayah, maupun sejarah kehidupannya. Dan didasarkan oleh pernyataan itu juga lah, sikap tersebut biasanya secara tidak langsung akan mendorong setiap pribadi dapat menempatkan kepentingan bangsa diatas kepentingan dirinya atau golongan.
Yang mana, dengan dasar rasa ingin menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi atau golongan itu juga lah, biasanya kita akan menjadi memiliki keinginan kuat untuk menjaga persatuan serta kedaulatan negara bersama melalui sejumlah contoh sikap nasionalisme yang umumnya diketahui sering kali diterapkan dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Katakan saja seperti menumbuhkan rasa cinta tanah air dengan cara berbangga diri menjadi bagian dalam menjaga nama baik negara sendiri. Menumbuhkan sikap rela berkorban dengan memiliki kesediaan berkorban demi kepentingan bangsa dan negara.
Menjaga persatuan dan juga kesatuan negara dengan selalu berusaha mendorong kebersamaan dan sikap toleransi ditengah keberagaman agama, ras dan antargolongan yang diketahui menjadi salah satu ciri khas bangsa Indonesia. Selalu patuh pada aturan dan hukum negara yang berlaku dengan cara memiliki kesadaran untuk mematuhi segala peraturan dan hukum yang berlaku demi menjaga ketertiban dan mendukung kemajuan bangsa. Serta yang terakhir adalah berusaha keras untuk berprestasi di berbagai bidang, karena adanya hal tersebut secara tidak langsung akan mengharumkan nama bangsa dan membawa nama baik negara tembus ke kancah internasional.
Namun meskipun begitu, perlu diingat jika rasa nasionalisme yang ditumbuhkan tersebut umumnya juga memiliki dua sisi, yaitu sisi positif yang dibangun secara sehat dan dapat sungguhan mendorong rasa cinta tanah air tanpa merendahkan atau membenci bangsa lain. Serta sisi negatif yang biasanya dibentuk secara berlebihan dan ekstrem, sehingga malah menjadikan lahirnya pemikiran jika bangsa sendiri adalah yang paling unggul dengan merendahkan bangsa lain. Dimana didasarkan kedua sisinya tersebut juga lah, pelajaran berharga untuk generasi mudah di masa kini memang adalah dengan mengetahui sejarah kemerdekaan 17 Agustus sebagai landasannya, seperti berikut ini:
Daftar Isi
TogglePelajaran Berharga untuk Generasi Muda
Dianggap sebagai salah satu landasan yang penting diketahui oleh para generasi mudah masa kini, sebagai bagian dari bekal utama untuk memastikan jika rasa nasionalisme yang mereka tumbuhkan nantinya berada pada sisi positif, tentu secara tidak langsung memang menjadikan sejarah kemerdekaan 17 Agustus pantas dijadikan sebagai pelajaran berharga untuk generasi muda yang kehidupan hingar bingarnya sudah mulai tercampur dengan kebiasaan dari budaya budaya asing dan malah krisis atau asing dengan budaya sendiri. Sehingga didasarkan dari masalah tersebut lah mempelajari sejarah bangsa sendiri pun kemudian dijadikan sebagai hal yang fundamental.
Apalagi selain daripada pernyataan tersebut, sebetulnya dapat diketahui pula jika dengan memahami sejarah kemerdekaan 17 Agustus maupun sejarah perjuangan negara sejenisnya, nantinya para generasi muda ini tidak hanya dinilai bisa lebih mengenal serta mengerti tentang identitas diri dan bangsanya saja. Karena sebetulnya terdapat sejumlah alasan utama lain yang menjadikan pengetahuan tentang sejarah kemerdekaan ini dianggap sebagai pelajaran berharga bagi para generasi muda, katakan saja seperti bagaimana cerita sejarah tersebut dapat membangun dan memperkuat jati diri bangsa, mengingat sejarah adalah cerminan identitas dari suatu bangsa.
Bagaimana sejarah dapat dapat membuat para generasi muda belajar dari kesalahan dan keberhasilan masa lalu, yang kemudian dapat memberikan pandangan kepada mereka untuk mencontoh sikap pantang menyerah juga persatuan. Serta bagaimana sejarah tersebut dapat membantu menumbuhkan rasa menghargai jasa pahlawan dan membangun rasa nasionalisme secara mendalam, karena mempelajari sejarah kemerdekaan ini sesungguhnya juga merupakan salah satu cara jitu untuk mengenang perjuangan juga pengorbanan para pahlawan demi meraih kemerdekaan yang tentu saja akan membuat para generasi muda lebih menghargai kemerdekaan yang telah diraih.
Juga sekaligus menunjukkan bagaimana beragamnya suku, agama, serta budaya dapat bersatu padu demi meraih tujuan yang sama, yaitu kemerdekaan. Dimana dalam hal ini sendiri bisa dibilang jika pemahaman tersebut hendaknya memang bisa menjadi salah satu media atau alat untuk membantu menumbuhkan rasa nasionalisme dan persatuan yang kuat diantara generasi muda saat ini, dan membuat mereka sadar bahwa persatuan adalah sebuah kunci dari kekuatan bangsa. Sehingga nantinya diharapkan, para generasi muda yang sudah mempelajari sejarah kemerdekaan pun akan termotivasi untuk menjaga kerukunan dan keharmonisan di tengah perbedaan.
Terlebih, dengan mempelajari sejarah kemerdekaan 17 Agustus maupun sejarah perjuangan para pahlawan ini juga lah biasanya para generasi muda ini akan lebih terinspirasi pula untuk melanjutkan perjuangan dengan cara mereka sendiri, misalnya saja seperti dengan berkarya dan berprestasi untuk kemajuan bangsa. Oleh sebab itu, didasarkan dari segala alasan itu juga lah wajar saja bukan jika pada akhirnya perkara mempelajari sejarah ini pun kemudian bukan hanya tentang sekadar menghafal tanggal kemerdekaan dan nama nama pahlawan saja, tetapi juga tentang memahami makna di balik setiap peristiwa sejarah tersebut.
Dan karena adanya sejarah ini umumnya dianggap sebagai salah satu guru terbaik yang mengajarkan kita tentang kebijaksanaan, persatuan, dan ketangguhan. Maka sangat wajar saja bukan jika dengan memahami sejarah bangsa sendiri, para generasi muda pun kemudian dapat menjadi pribadi yang lebih bijaksana, memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi, dan siap menjadi pemimpin masa depan yang dapat membawa bangsa ke arah lebih baik. Dimana, adapun berikut ini adalah bagaimana cerita sejarah kemerdekaan 17 Agustus yang diketahui dianggap sebagai pelajaran berharga untuk generasi muda:
Sejarah Kemerdekaan 17 Agustus
Menjadi suatu peristiwa penting dan bermakna dalam bagi sebuah bangsa dan juga segala isinya, hingga hari peringatannya dijadikan sebagai hari libur nasional, agaknya memang menunjukkan betapa pentingnya moment kemerdekaan untuk dirayakan setiap tahunnya. Dimana adanya pernyataan tersebut pun tentu saja tidak terlepas begitu saja dari bagaimana cerita sejarah dibaliknya yang diketahui menjadi latar dari adanya moment fundamental tersebut dapat terbentuk. Yang mana untuk negara Indonesia sendiri, tanggal 17 Agustus memang diketahui sebagai tanggal dimana moment kemerdekaan tersebut ditetapkan dan setiap tahunnya akan dirayakan secara serentak.
Oleh sebab itu, wajar saja bukan jika setiap tanggal 17 di bulan Agustus seluruh warga masyarakat Indonesia secara bersama sama akan memperingati serta merayakan momen kemerdekaan yang puluhan tahun sebelumnya sudah diusahakan dan diraih dengan mati matian oleh para pahlawan bangsa. Namun tentu saja, agar momen peringatan dan juga perayaan tersebut dapat sungguhan dimaknai bersama dengan perasaan mendalam, utamanya oleh para generasi mudah yang dalam hal ini berlaku sebagai golongan penerus bangsa, maka sudah barang pasti mengetahui bagaimana sejarah lahirnya kemerdekaan, seperti akan dijelaskan berikut ini begitu krusial untuk dipelajari.
Apalagi sebagaimana sudah dijelaskan serta disinggung pula sebelumnya, generasi muda Indonesia saat ini pun hendaknya juga diwajibkan untuk mengetahui bagaimana jejak sejarah kemerdekaan negaranya bukan hanya sekedar perkara hafalan tanggal maupun nama pahlawan bangsa yang terlibat saja. Melainkan lebih dalam dan jauh daripada itu, hendaknya sebagai generasi muda kita pun diharuskan pula untuk bisa memaknai cerita sejarah kemerdekaan tersebut sebagai bagian dari pondasi penting untuk membentuk karakter dan jati diri mereka dalam memimpin bangsa, serta menjadi dasar dari rasa nasionalisme yang positif.
Dan sebagai serangkaian peristiwa yang mengandung kisah perjalanan panjang serta penuh perjuangan, dapat diketahui jika sejarah kemerdekaan 17 Agustus bangsa Indonesia ini sebetulnya dapat dibagi menjadi beberapa plot, yang dimulai dari masa penjajahan hingga masa proklamasi kemerdekaan itu sendiri. Dimana adanya pembagian beberapa plot atau babak tersebut pun tentu saja memiliki karakteristik, dinamika dan juga tokoh tokoh penting yang berkaitan satu sama lain sehingga bisa menjadi sebuah cerita sejarah berkesinambungan yang mudah untuk dipahami serta dipelajari oleh para generasi muda masa kini, seperti berikut ini:
Masa Penjajahan (Kolonialisme) dan Pergerakan Nasional
Merupakan sebuah narasi panjang yang menjadi pondasi kuat dari lahirnya cerita sejarah kemerdekaan bangsa, dapat diketahui jika pada masa penjajahan dan pergerakan nasional ini hendaknya dimulai sejak pada abad ke 16, yaitu ketika sejumlah bangsa Eropa datang ke Indonesia dengan tujuan untuk berdagang rempah rempah, dan Belanda menjadi satu satunya negara yang paling dominan juga lama dalam menguasai Nusantara. Dimana kedatangan Belanda pertama kali sendiri diketahui tepat pada tahun 1596 di Banten, yang lalu dilanjutkan dengan berdirinya VOC, yaitu sebuah kongsi dagang dengan hak monopoli pada tahun 1062.
Yang mana, dengan hak monopolinya tersebut VOC pun kemudian secara perlahan berhasil beralih dari yang semula hanya mengurus perdagangan menjadi melintir ke kekuatan politik dan militer pula guna menaklukan kerajaan lokal dan memaksakan monopoli perdagangannya. Namun masa kejayaan yang dibangun oleh VOC pun nyatanya harus disudahi dengan kebangkrutannya pada tahun 1799 dikarenakan oleh berbagai faktor internal maupun eksternal, salah satunya adalah korupsi. Hingga kemudian setelah kebangkrutannya tersebut, segala aset VOC pun kemudian diambil alih oleh pemerintah Belanda yang membuat masa penjajahan justru semakin kejam.
Karena dapat diketahui, setelah pengambilalihan tersebut justru mulai muncul banyak kebijakan kebijakan tidak berperikemanusiaan yang dijalankan, katakan saja salah satunya seperti kebijakan tanam paksa atau Cultuurstelsel pada tahun 1830 yang memaksa rakyat Indonesia harus menanam komoditas yang malah menyebabkan kemiskinan dan kelaparan massal. Hingga pada akhirnya titik balik pun terjadi pada awal abad ke 20, dimana perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan penjajahan Belanda tidak lagi terisoloasi dan mulai mengandalkan kekuatan jalur politik, sosial dan budaya yang kemudian disebut dengan momen Kebangkitan Nasional.
Dimana adanya momentum kebangkitan Nasional tersebut pun ditandai dengan berdirinya berbagai organisasi perjuangan, contohnya saja seperti organisasi Budi Utomo di tahun 1908 yang didirikan oleh Dr. Soetomo dan para pelajar STOVIA, organisasi Sarekat Islam yang didirikan oleh H. Samanhudi pada tahun 1912 dan awalnya dimaksudkan untuk melindungi pedagang pribumi dari persaingan pedagang Tionghoa, serta organisasi Indische Partij yang juga berdiri pada tahun 1912 dan dirikan oleh para mahasiswa di Belanda yang menuntut kemerdekaan serta mengkampanyekannya di kancah internasional.
Dan setelah lahirnya berbagai organisasi perjuangan tersebut, puncak persatuan pun kemudian terjadi di tanggal 28 Oktober tahun 1928, yang saat ini kita kenal dengan hari Sumpah Pemuda, yaitu hari dimana perwakilan dari berbagai organisasi pemuda di seluruh Indonesia berikrar untuk bersatu dengan menegaskan tiga janji, satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa. Dimana dapat dikatakan jika hari itu hendaknya memang adalah momen krusial yang menyatukan seluruh elemen perjuangan, serta mengubah perjuangan kedaerahan menjadi perjuangan nasional dengan tujuan yang sama, yaitu Indonesia Merdeka melalui gerakan yang lebih terorganisir.
Masa Pendudukan Jepang
Namun meskipun pada tahun 1928 para pemuda pemudi Indonesia sudah mulai menyatukan seluruh elemen perjuangannya dalam melawan penjajah, sayangnya beberapa waktu setelahnya cerita sejarah kemerdekaan Indonesia justru bertambah panjang dengan memasuki babak baru yang penuh paradoks. Karena setelah lepas dari cengkraman Belanda setelah berabad abad dijajah, Indonesia justru harus melalui penderitaan yang luar biasa kembali di bawah pendudukan Jepang yang pada tahun 1942 berhasil mengusir Belanda dari Indonesia dan sempat dianggap membawa angin segar bahkan disambut dengan gembira oleh rakyat Indonesia.
Tetapi sayangnya, meskipun memang bisa dibilang jika momen kedatangan Jepang ke tanah Nusantara ini secara tidak langsung menjadi pemicu untuk mempersiapkan segala kebutuhan untuk proklamasi kemerdekaan. Tetap saja tidak bisa dibantah begitu saja jika kedatangan awal Jepang yang tadinya disambut dengan gembira karena memproklamirkan diri sebagai “saudara tua” dan bertujuan utama untuk membebaskan bangsa Asia dari penjajahan Barat menggunakan propaganda dengan slogan “Tiga A” (Nippon Pemimpin Asia, Nippon Pelindung Asia, Nippon Cahaya Asia), tidaklah bertahan lama dikarenakan ternyata janji janjinya tersebut yang palsu.
Dimana adanya hal tersebut pun terbukti dari bagaimana penerapan kebijakan kebijakan Jepang setelah berhasil menguasai Indonesia yang faktanya justru jauh lebih kejam daripada saat masa pendudukan Belanda. Yang mana, pada saat masa pendudukan Jepang ini mereka diketahui secara habis habisan mengeksploitasi sumber daya alam dan tenaga manusia dengan masif untuk kepentingan perang Asia Timur Raya yang diikutinya. Dan puncak dari penderitaan rakyat Indonesia pada masa pendudukan Jepang ini terjadi saat jutaan rakyat Indonesia dipaksa bekerja Romusha untuk membangun jalan, jembatan sampai benteng pertahanan di negara sendiri tanpa upah layak.
Apalagi setelah memaksa rakyat Indonesia bekerja di negara sendiri tanpa upah layak bahkan tanpa berprikemanusiaan sampai sampai ribuan nyawa melayang akibat kelaparan, penyakit, dan kelelahan. Eksploitasi Jepang pada tanah Nusantara pun belum juga cukup, karena selain daripada itu dapat diketahui pula jika Jepang sengaja merampas segala macam hasil bumi dan kekayaan alam Indonesia secara habis habisan untuk menopang mesin perang mereka, dengan cara memaksa rakyat menanam komoditas yang dibutuhkan Jepang, sementara kebutuhan pangan mereka sendiri diabaikan dan mengakibatkan berbagai masalah serius.
Tapi walaupun memang pada saat masa pendudukan Jepang ini rasanya lebih kejam dibandingkan Belanda, namun melalui pendudukan Jepang ini juga lah rakyat Indonesia justru secara tidak sengaja justru menemukan kondisi yang mematangkan perjuangan kemerdekaan. Tepatnya ketika Jepang membentuk berbagai organisasi semi militer, seperti PETA dan Seinendan untuk melatih pemuda Indonesia, yang di kemudian hari menjadi cikal bakal tentara Indonesia. Serta pemberian kesempatan politik dengan membentuk BPUPKI dan PPKI yang menjadi wadah tokoh nasionalis merumuskan dasar negara dan merencanakan kemerdekaan Indonesia.
Yang mana, segala usaha tersebut tentu saja bertujuan utama untuk mendapatkan dukungan rakyat Indonesia dalam perang mereka, namun para tokoh nasionalis malah memanfaatkannya dengan cerdas dan menjadikan kesempatan tersebut sebagai kali pertama bangsa Indonesia memiliki momen resmi untuk mempersiapkan negaranya sendiri. Hingga pada akhirnya pada Agustus 1945 Jepang mengalami kekalahan telak setelah bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki, dan tanpa diketahui publik Indonesia pada 14 Agustus 1945 Jepang secara resmi menyerah kepada Sekutu, yang tentu saja kemudian menciptakan kekosongan kekuasaan di Indonesia.
Dan bisa dibilang jika momen tersebut memang adalah sebuah momen yang menentukan bagaimana cerita kemerdekaan Indonesia, sehingga dengan memanfaatkan kekosongan kekuasaan tersebut para pemuda yang telah ditempa di masa pendudukan Jepang pun kemudian menyadari bahwa inilah kesempatan emas untuk memproklamasikan kemerdekaan, bukan sebagai hadiah dari Jepang, melainkan sebagai hasil dari perjuangan bangsa sendiri. Dimana momen itu juga lah yang kemudian memicu peristiwa krusial Rengasdengklok dan menjadi penutup dari babak pendudukan Jepang serta mengantarkan Indonesia ke momen Proklamasi pada 17 Agustus 1945.
Masa Proklamasi dan Revolusi
Babak selanjutnya yang harus ditempuh oleh bangsa Indonesia untuk menuju kemerdekaan bisa dibilang memang mulai menjumpai puncaknya pada masa proklamasi di tanggal 17 Agustus 19145 dan revolusi fisik. Dimana adanya pernyataan tersebut ditandai dari bagaimana serangkaian peristiwa dramatis terjadi dalam waktu singkat pada periode ini, yang dimulai dari kekosongan kekuasaan setelah ditinggal Jepang hingga perjuangan bersenjata untuk mempertahankan kemerdekaan yang sebelumnya sudah dideklarasikan pada momen proklamasi tanggal 17 Agustus 1945, yang saat ini kita kenal sebagai hari kemerdekaan bangsa Indonesia.
Yang mana, awal mula dari dimulainya babak proklamasi dan revolusi fisik ini pun tentu saja berawal ketika Amerika Serikat menjatuhkan bom atomnya di Hiroshima pada 6 Agustus dan di Nagasaki Jepang pada 9 Agustus, yang kemudian membuat Jepang tidak dapat berkutik dan akhirnya pada tanggal 14 Agustus menyerah tanpa syarat kepada sekutu, yang dengan cepat beritanya pun menyebar di kalangan pemuda Indonesia melalui saluran radio rahasia, serta menciptakan kekosongan kekuasaan karena Jepang kalah namun sekutu belum datang untuk mengambil alih tanah Nusantara yang kala itu sedang berada dibawah kekuasaan Jepang.
Dan setelah mendengar berita penting sekaligus melihat peluang emas tersebut, dengan segera para golongan muda yang pada saat itu beranggotakan Sukarni, Chaerul Saleh, dan lainnya pun kemudian dengan segera mendesak golongan tua yang berisikan Soekarno dan Bung Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan. Karena mereka khawatir jika menunggu lebih lama lagi maka kemerdekaan yang akan dideklarasikan tersebut dianggap sebagai hadiah dari Jepang. Namun sayangnya desakan tersebut sempat menimbulkan polemik, karena golongan tua menolak serta beranggapan jika kemerdekaan Indonesia harus dipersiapkan secara matang melalui PPKI.
Dimana, adanya hal tersebut pun tentu saja dimaksudkan oleh golongan tua untuk menghindari pertumpahan darah. Tetapi dikarenakan adanya perbedaan pandangan yang tajam itu lah, pada tanggal 16 Agustus 1945 tepatnya pada dini hari, golongan muda yang menginginkan teks proklamasi segera dibacakan pun nekat menculik Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok, dengan tujuan untuk menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang sekaligus menyakinkan jika kemerdekaan Indonesia harus segera diproklamasikan atas nama bangsa sendiri, yang kemudian saat ini sendiri kita kenal dengan istilah peristiwa Rengasdengklok pada serangkaian cerita sejarah kemerdekaan.
Lalu setelah diungsikan ke Rengasdengklok, Karawang dan melalui negosiasi yang alot, Achmad Soebardjo yang pada saat itu juga termasuk ke dalam golongan tua pun berhasil menjemput Soekarno dan Hatta, serta memberikan jaminan kepada para golongan muda jika proklamasi akan dilaksanakan esok hari, yaitu pada 17 Agustus 1945 di Jakarta. Hingga setibanya di Jakarta Soekarno dan Hatta bersama dengan tokoh tokoh nasionalis lainnya pun segera berkumpul di rumah Laksamana Tadashi Maeda untuk merumuskan teks proklamasi, yang diketahui ditulis tangan oleh Soekarno lalu diketik oleh Sayuti Melik dengan beberapa perubahan yang dilakukan untuk menyempurnakan.
Hingga tepat pada 17 Agustus 1945 pukul 10 WIB, di halaman rumah Soekarno yang berada di jalan Pegangsaan Timur nomor 56 Jakarta, teks proklamasi kemerdekaan Indonesia pun resmi dibacakan oleh Soekarno serta didampingi oleh Mohammad Hatta sebagai tanda bukti dari kelahiran negara Republik Indonesia. Yang mana setelah pembacaan teks proklamasi tersebut, berita kemerdekaan pun dengan cepat berhasil menyebar ke seluruh penjuru wilayah Indonesia, baik itu melalui siaran radio, surat kabar, maupun dari mulut ke mulut. Tetapi meskipun sudah berhasil memproklamasikan kemerdekaan, perjuangan mereka pun hendaknya masih belum selesai.
Karena dapat diketahui, setelah masa proklamasi tersebut, perjuangan dan tantangan selanjutnya yang harus dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah masa revolusi fisik yang berlangsung dari tahun 1945 sampai 1949, yaitu masa dimana bangsa Indonesia harus berjuang mati matian untuk melawan upaya Belanda yang ingin kembali menjajah sampai sampai meletuskan berbagai pertempuran besar. Katakan saja seperti Pertempuran Surabaya (10 November 1945), Bandung Lautan Api, dan Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta. Selain itu, pemerintah Indonesia pun juga diketahui melakukan perundingan dengan Belanda sebagai upaya pengesahan kekuasaan.
Mulai itu dari perundingan untuk menghasilkan perjanjian Linggarjati ataupun perjanjian Renville, yang seringkali masih saja dilanggar oleh pihak Belanda dan kembali lagi lagi meletuskan pertempuran panas di medan perang. Sampai pada akhirnya di tanggal 27 Desember 1949, pihak Belanda pun kemudian secara resmi mengakui kedaulatan Indonesia. Sehingga dengan demikian pula lah, pembacaan teks proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 resmi menjadi tonggak awal dari sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia, sedangkan Desember 1949 adalah pengakuan kedualatan yang menjadi penutup perjuangan fisik dalam upaya meraih kemerdekaan bangsa.
Merupakan salah satu bagian penting yang keberadaannya dianggap sebagai pelajaran penting serta berharga bagi warga masyarakat suatu negara, terutama bagi para generasi muda masa kini yang dinilai mulai goyah dan krisis akan identitas bangsanya sendiri. Tentu wajar saja bukan jika didasarkan oleh alasan tersebut, perkara mempelajari sejarah kemerdekaan 17 Agustus ini pun kemudian menjadi bagian fundamental yang harus selalu diperhatikan. Namun selain daripada mempelajari bagaimana sejarahnya, sebetulnya untuk menumbuhkan serta menguatkan rasa cinta tanah air pada diri para generasi muda, biasanya hal tersebut bisa juga dilakukan dengan cara lain.
Dimana adapun salah satu cara yang dimaksud tersebut tentu saja adalah dengan merayakan hari bersejarah tersebut di setiap tahunnya. Yang mana, cara perayaan yang dimaksud pun bisa beragam sekali wujudnya, namun salah satunya tentu saja dengan melakukan upacara kemerdekaan serta mengadakan berbagai macam kegiatan menyenangkan, katakan saja seperti lomba lomba 17-an, yang biasanya dipakai untuk memperingati sejarah kemerdekaan 17 Agustus, sekaligus pula sebagai wujud dari kegiatan untuk menumbuhkan semangat persatuan dan kesatuan, semangat pantang menyerah dan penuh perjuangan, serta semangat mencintai bangsa sendiri.
Dan karena menjadi salah satu momen penting untuk memperingati hari penting juga bersejarah bangsa, maka wajar saja bukan jika berbagai macam jenis kegiatan yang secara sengaja dilakukan pada saat hari kemerdekaan 17 Agustus itu pun umumnya akan diliputi oleh beragam hal spesial. Contohnya saja seperti dapat dilihat pada berbagai acara atau perlombaan 17-an yang dengan sengaja akan menghadirkan banyak merchandise, souvenir atau hadiah menarik sebagai penyemarak suasananya. Dimana diantara banyaknya jenis barang yang bisa dan banyak dijadikan sebagai pilihan, dapat dikatakan jika tas custom memang adalah salah satu yang paling ideal untuk dipilih.
Karena tidak dapat dipungkiri, sebagai jenis barang multifungsi yang keberadaannya begitu penting untuk mobilitas harian, adanya tas terutama tas custom dalam hal ini bisa dibilang memang sangat menarik untuk diperebutkan pada saat memperingati maupun merayakan hari bersejarah bangsa. Tetapi karena menjadi bagian penting yang keberadaannya perlu untuk diperhatikan, agaknya secara tidak langsung hal tersebut memang membuat pengadaan dari sebuah tas custom guna keperluan terkait diharuskan memiliki tampilan khas serta dapat merepresentasikan momen maupun tujuan pengadan yang ingin disampaikan.
Oleh sebab itu, untuk mewujudkan adanya hal tersebut ada baiknya bagi kita untuk mempercayakan kebutuhan tas custom guna keperluan tersebut pada sebuah jasa pembuatan tas terbaik juga andalan, seperti Karya Bintang Abadi supaya tas custom yang dimaksud betulan bisa dibuat secara khusus sesuai dengan kebutuhan, keinginan, serta budget yang dimiliki. Apalagi, dalam hal ini Karya Bintang Abadi pun juga sudah dikenal lama sebagai salah satu pabrik tas custom unggulan dengan detail tampilan terbaik, kualitas serta kuantitas terjamin, proses pengerjaan cepat, dan harga terjangkau yang dapat sesuaikan dengan request juga budget customer.
Sehingga dengan kredibiltas serta kekonsistenannya tersebut, sudah dipastikan jika Karya Bintang Abadi ini sungguhan memperhatikan kenyamanan serta keamanan dari proses pemesanan tas para customernya, dengan cara proses pemesanan aman dan cara pemesanan mudah serta cepat. Dan didasarkan dari pernyataan tersebut, tunggu apalagi? Segera hubungi CS Karya Bintang Abadi untuk melakukan pemesanan tas custom guna berbagai keperluan acara agar terasa semakin berkesan, khususnya acara yang memperingati hari bersejarah seperti kemerdekaan 17 Agustus yang dalam hal ini merupakan sebuah moment spesial.