Diantara banyaknya jenis atau teknik sablon yang diketahui sering digunakan dalam suatu proses produksi barang sandang maupun item item fashion dan daily life lainnya, bisa dibilang jika jenis sablon manual memang adalah salah satunya yang dikenal paling umum untuk dijumpai. Dimana adanya hal tersebut pun tentu saja tidak terlepas dari bagaimana langkah langkah sablon manual ini sendiri yang secara garis besar sebetulnya memang dinilai masih cukup mudah untuk dilakukan dan tidak membutuhkan cost yang terlalu tinggi dalam proses produksinya. Apalagi selain daripada itu, pencetakan desain menggunakan jenis sablon ini pun diketahui juga fleksibel di banyak media.
Karena sebagaimana kita ketahui bersama, jika jenis sablon manual ini sesungguhnya memang adalah sebuah teknik atau proses pencentakan gambar serta desain menggunakan bantuan 2 alat utama berupa screen sablon, yaitu sebuah alat utama dalam teknik sablon manual yang berfungsi sebagai alat untuk mentransfer desain kepermukaan bahan yang akan dicetak dan rakel, yaitu sebuah alat bantu dengan fungsi utama untuk meratakan dan menekan tinta melalui screen sablon ke bahan yang akan dicetak dengan cara manual tanpa adanya bantuan dari mesin otomatis. Dimana mengandalkan dua alat tersebut lah jenis sablon ini kemudian bisa dipakai untuk semua media.
Baik itu jenis media seperti kain pada bahan baku busana, tas, maupun spanduk, maupun pada media cetak seperti kertas, plastik, hingga logam sekalipun. Karena dengan mengandalkan proses menekan tinta melalui screen yang telah diproses menggunakan metode afdruk, adanya hal tersebut secara tidak langsung memang membuat teknik sablon manual ini dianggap bisa memberikan desain cetakan yang terlihat lebih rapi. Namun selain didasarkan oleh hal tersebut, sebetulnya terdapat pula sejumlah karakteristik milik sablon manual ini yang diketahui juga menjadi faktor kenapa tekniknya paling banyak digunakan dan membuatnya dianggap berbeda dari teknik sablon lainnya.
Dimana adanya karakteristik seperti memiliki warna yang lebih pekat dan solid karena tinta yang digunakan biasanya lebih tebal. Hasil cetakannya yang dinilai lebih tahan lama dengan tekstur khas karena selain tidak mudah luntur atau pudar, model tinta sablon yang diaplikasikan secara manual pun umumnya juga bisa menghasilkan adanya tekstur yang unik pada hasil cetakan dan membuatnya dianggap memiliki daya tarik tersendiri. Serta fleksibilitas dalam penggunaan karena jenis teknik sablon manual ini umumnya memang akan memungkinkan penggunaan berbagai jenis tinta, termasuk tinta khusus yang mungkin tidak tersedia dalam sablon digital.
Yang mana, didasarkan dari hal tersebut juga lah penerapan langkah langkah sablon manual ini biasanya memang dikenal dapat digunakan untuk mencetak desain pada berbagai jenis media, mulai itu dari media berbahan kain, kertas, plastik, hingga logam dan kayu sekalipun. Terlebih, adanya hal tersebut pun diketahui juga semakin didukung pula oleh bagaimana efisiensi dari biaya produksi jenis sablon manual ini, khususnya untuk produksi berjumlah besar. Sehingga meskipun membutuhkan waktu yang lebih lama, terutama untuk desain dengan banyak warna, tetapi langkah sablon manual ini umumnya memang banyak dipakai oleh para pengusaha kecil.
Daftar Isi
ToggleBerikut Langkah Mudah Sablon Manual Untuk Pengusaha Kecil
Menjadi salah satu cara terbaik dan mudah yang biasa dipakai untuk memberikan sentuhan desain atau ornamen tambahan pada suatu produk agar memiliki tampilan yang lebih eyecatching dan juga estetis, agaknya memang membuat teknik penyablonan banyak dianggap sebagai salah satu solusi andalan bagi para produsen dari produk produk sandang, fashion maupun daily life lainnya. Terlebih dapat diketahui jika proses menghias suatu produk menggunakan teknik penyablonan ini pun umumnya juga dapat dilakukan dengan berbagai macam jenis sablon, yang tentunya dapat disesuaikan dengan kebutuhan juga production cost yang dimiliki.
Dan sebagaimana sudah disebutkan, jika diantara banyaknya jenis tipe sablon yang banyak beredar ditengah tengah publik, bisa dibilang jika jenis sablon manual memang adalah salah satunya yang paling umum digunakan, khususnya oleh kalangan pengusaha pengusaha kecil. Karena tidak dapat dipungkiri, sebagai salah satu jenis penyablonan yang dikenal memiliki biaya produksi paling efisien, keberadaan dari teknik sablon manual ini hendaknya memang dianggap bisa memberikan kemudahan dan keuntungan yang lebih besar bagi pengusaha pengusaha berskala kecil yang umumnya masih memiliki cost dan juga jumlah produksi rendah.
Namun meskipun memiliki production cost yang terbilang rendah, tetapi hendaknya perlu untuk selalu diingat pula oleh para pengusaha kecil yang ingin terjun ke dunia sablon manual, jika dalam hal ini sebetulnya ada beberapa hal penting yang setidaknya penting untuk diperhatikan agar proses penyablonan berjalan lancar dan sungguhan bisa menghasilkan produk berkualitas. Katakan saja seperti mereka yang diharuskan untuk memiliki manajemen usaha yang baik, mempertimbangkan keamanan dan kesehatan kerja karena akan berkutat dengan bahan bahan kimia, melakukan pemilihan alat dan bahan secara tepat, serta penguasaan teknik sablon yang terjamin.
Karena tidak dapat dipungkiri, jika adanya penguasaan teknik dan langkah sablon manual yang baik pun umumnya juga menjadi hal utama yang harus diperhatikan oleh para pengusaha kecil, untuk menentukan jumlah nilai profit usahanya. Apalagi dalam proses penyablonan secara manual ini, pelaku yang bertugas untuk melakukan penyablonan pun umumnya juga diharuskan untuk bisa melakukan proses afdruk secara teliti, dengan konsistensi penekanan pada rakel dan pengaturan warna desain yang pas, agar desain tercetak sempurna pada screen dan menghasilkan warna yang tidak diinginkan. Seperti dapat dicontoh dari langkah langkah sablon manual berikut ini:
1. Persiapan alat dan bahan
Langkah sablon manual yang harus dilakukan pertama kali tentu saja adalah mempersiapkan alat dan bahan yang sekiranya akan dipakai selama menjalankan proses penyablonan. Dimana perkara mempersiapkan alat serta bahan secara tepat ini bisa dibilang memang adalah langkah awal yang sangat penting untuk dilakukan dalam proses sablon manual, karena dengan mempersiapkan alat dan bahan yang tepat ini tentu nantinya segala macam proses sablon manual akan dijamin dapat berjalan lebih lancar dan sungguhan mampu menghasilkan hasil cetakan sablon yang berkualitas. Dan adapun alat serta bahan yang dibutuhkan tersebut, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Screen Sablon:
Alat pertama yang harus dipersiapkan ketika akan melakukan langkah sablon manual tentu saja adalah screen sablon, yaitu sebuah alat berbentuk bingkai yang terbuat dari kayu atau aluminium dan dilapisi dengan kain kasa, serta akan berfungsi sebagai media untuk mentransfer tinta ke media sablon. Dimana dapat diketahui secreen sablon ini pun biasanya juga akan terdiri dari berbagai jenis dengan kerapatan berbeda beda, dan kerapatannya pun akan diukur dalam satuan T (thread count), yang mana semakin tinggi angka T, tentu saja akan semakin rapat pula kain kasa pada screen, yang biasanya memang membuatnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan desain sablon.
b. Rakel:
Rakel adalah alat selanjutnya yang diketahui juga harus ada ketika akan menjalankan langkah sablon manual, dimana keberadaan dari alat bernama rakel ini umumnya akan dipakai untuk menarik dan menekan tinta pada screen agar menembus kain kasa dan menempel pada media sablon. Oleh sebab itu, rakel ini pun umumnya akan tersedia dalam berbagai ukuran dan tingkat kekerasan pula. Dimana rakel dengan karet yang keras biasanya akan lebih cocok untuk menyablon desain dengan detail yang rumit. Sedangkan rakel dengan karet yang lunak umumnya akan lebih cocok untuk menyablon desain dengan area yang luas.
c. Tinta Sablon:
Merupakan teknik dimana kita memberikan desain pada suatu media menggunakan tinta, maka sudah barang pasti jika tinta sablon juga menjadi bahan utama yang juga harus selalu dipersiapkan dalam langkah sablon manual. Dimana dapat diketahui jika keberadaan dari tinta sablon ini pun umumnya juga dipisahkan menjadi beberapa jenis dengan karakteristik beragam, yang tentu bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya saja seperti tinta berbasis air yang cocok untuk menyablon kain katun dan menghasilkan hasil sablon lembut, tinta plastisol yang cocok untuk menyablon kain dengan warna gelap dan menghasilkan hasil sablon tebal juga tahan lama, serta tinta rubber yang cocok untuk menyablon kain dengan elastisitas tinggi dan menghasilkan hasil sablon fleksibel.
d. Emulsi:
Bahan selanjutnya yang keberadaannya juga diketahui harus selalu ada pada saat akan melakukan sebuah proses penyablonan secara manual adalah emulsi. Dimana dapat diketahui jika emulsi ini sendiri pada dasarnya merupakan istilah untuk menyebutkan cairan peka cahaya yang digunakan untuk membuat film pada screen, dan biasanya emulsi ini pun diketahui juga memiliki dua jenis, yaitu emulsi berbasis air dan emulsi berbasis solvent. Yang mana perbedaan dari kedua jenis emulsi ini biasanya memang akan disesuaikan dengan jenis tinta sablon yang digunakan pada proses penyablonan manual.
e. Film Sablon:
Film sablon adalah perlengkapan selanjutnya yang juga wajib dipersiapkan saat akan melakukan langkah sablon manual, dimana dapat diketahui jika film sablon ini sendiri sebetulnya adalah sebuah istilah untuk mendiskripsikan lembaran transparan yang biasanya akan digunakan sebagai media untuk mentransfer desain ke screen sablon dalam proses afdruk. Dan umumnya film ini pun akan berisikan desain yang akan dicetak dalam warna hitam pekat agar bisa menghalangi cahaya saat proses pencahayaan (ekspos).
f. Meja Sablon:
Meja sablon adalah peralatan utama selanjutnya juga harus ada dalam proses sablon manual, karena secara garis besar keberadaan dari adanya meja sablon ini nantinya memang digunakan sebagai tempat untuk meletakkan media yang disablon agar tetap stabil saat tinta diaplikasikan melalui screen, membantu presisi hasil cetakan agar tidak bergeser atau berubah posisi, membantu efisiensi kerja, terutama untuk produksi dalam jumlah banyak, serta mencegah tinta bocor atau berantakan, karena permukaan meja yang rata dan stabil
g. Lampu:
Digunakan dalam proses afdruk (pembuatan pola desain pada screen) untuk mengeraskan emulsi foto yang telah dilapisi pada screen, secara tidak langsung juga membuat keberadaan dari lampu uv ini sangat penting pula dalam proses penyablonan secara manual. Apalagi selain berfungsi sebagai sumber cahaya yang membantu mentransfer desain dari kertas kalkir ke screen sablon dan juga pengemulsi foto agar mengeras dan tidak luntur saat dicuci dengan air, adanya lampu sablon ini pun umumnya juga berfungsi untuk mempercepat proses afdruk, sehingga desain bisa lebih jelas dan tajam pula.
2. Membuat Film Desain yang akan disablon
Pembuatan film desain yang akan disablon adalah langkah sablon manual selanjutnya yang tahapannya sangat krusial untuk dilakukan juga diperhatikan. Mengingat keberadaan dari film ini pada dasarnya memang berfungsi sebagai cetakan yang akan dipindahkan ke screen. Sehingga dengan mengikuti memperhatikan tahapan ini dalam langkah langkah sablon manual, tentu akan membuat kita bisa mendapatkan film desain yang berkualitas dan siap digunakan untuk proses afdruk screen. Dimana, adapun tahapan atau cara dalam membuat desain untuk film sablon ini, diantaranya adalah sebagai berikut ini:
a. Pembuatan Desain Digital:
Cara pertama yang perlu dilakukan pada pembuatan film sablon ini adalah membuat desain digital menggunakan software desain grafis seperti Adobe Photoshop, CorelDRAW, atau Inkscape, dan selalu pastikan jika desain yang dibuat tersebut dalam format vektor untuk hasil yang tajam. Jika desain memiliki lebih dari satu warna, sebaiknya pisahkan setiap warna ke dalam layer terpisah, karena setiap layer nantinya akan dicetak pada film terpisah. Dan jangan lupa juga untuk memastikan warna desain adalah hitam pekat (100% hitam) agar cahaya tidak tembus saat proses afdruk, juga sesuaikan ukuran desain dengan ukuran screen dan media yang akan disablon.
b. Pencetakan Film:
Jika desain digital sudah jadi maka langkah selanjutnya yang perlu untuk dilakukan sebagai bagian dari tahapan kelanjutan pembuatan film desain sablon adalah, pencentakan film. Dimana dalam proses ini sebaiknya selalu gunakan film transparan khusus untuk sablon (film laser atau film inkjet), karena film ini yang diketahui memiliki ketebalan yang tepat dan tahan terhadap panas. Selain itu, untuk memastikan hasil cetakan sebaiknya juga gunakan printer laser atau inkjet dengan tinta hitam pekat, serta pastikan jika printer diatur ke kualitas cetak tertinggi dalam mode “mirror” atau “flip horizontal” agar hasil sablon tidak terbalik, serta jangan lupa untuk mencetak setiap layer warna pada film terpisah.
c. Pemeriksaan Film:
Bila cetakan film sudah jadi, sebaiknya selalu lakukan tahapan pemeriksaan film lebih dulu sebelum masuk kedalam langkah langkah sablon selanjutnya. Yang mana, untuk memastikan jika hasil cetakan tersebut sungguhan sudah sesuai dengan standar, ada baiknya untuk selalu memeriksa ketajaman dan ketebalan tinta pada film, dan pastikan tidak ada bagian desain yang kabur atau tipis. Selain itu pastikan pula warna hitam pada film benar benar pekat dan tidak tembus cahaya, dan jika desain memiliki lebih dari satu warna, sebaiknya tambahkan garis registrasi pada setiap film sebagai panduan agar setiap warna tercetak dengan tepat.
3. Melakukan proses afdruk (pembuatan pola pada screen)
Adalah tahap dimana pola desain dibuat pada screen sablon menggunakan emulsi foto (photo emulsion) yang peka terhadap cahaya. Dimana proses ini nantinya memang akan memungkinkan bagian desain terbuka, sehingga tinta sablin pun bisa melewati screen dan membentuk gambar atau tulisan di permukaan bahan yang akan disablon. Mengingat secara keseluruhan adanya proses ini pada dasarnya memang bertujuan utama untuk membuat pola desain pada screen agar tinta hanya melewati bagian yang diinginkan, memastikan desain tercetak dengan jelas dan rapi, serta menjaga detail desain tetap presisi terutama untuk sablon banyak warna dengan cara cara berikut ini:
a. Pencampuran Emulsi dan Sensitizer:
Pada proses sablon manual, pencampuran emulsi dan sensitizer merupakan tahap pertama dan penting yang harus dilakukan dalam proses afdruk screen. Karena dapat diketahui jika campuran ini biasanya akan digunakan untuk melapisi screen sablon agar dapat menangkap desain saat terkena cahaya dalam proses ekspos. Oleh sebab itu, ketika menjalankan langkah ini, ada baiknya untuk melakukan percampuran secara maksimal dan merata.
b. Pelapisan Screen:
Proses selanjutnya yang harus dilakukan dalam pembuatan pola pada screen sablon adalah pemberian lapisan pada screen tersebut. Mengingat adanya proses pelapisan screen ini bisa dibilang juga adalah tahap penting dalam sablon manual, karena pada proses ini emulsi foto (photo emulsion) akan diaplikasikan ke permukaan kain screen secara merata dengan tujuan untuk menciptakan lapisan sensitif cahaya yang nantinya akan membentuk pola desain saat terkena cahaya dalam proses afdruk, membuat screen lebih tahan lama saat digunakan untuk mencetak berulang kali, juga memastikan tinta hanya menembus bagian desain dan tidak menyebar ke area lain. Oleh sebab itu pengolesan campuran emulsi ini biasanya perlu dilakukan di ruang gelap.
c. Pengeringan Screen:
Setelah screen selesai dilapisi, maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan pengeringan pada screen sablon tersebut. Dimana proses pengeringan screen ini dianggap sangat penting untuk dilakukan guna mencegah emulsi luntur saat digunakan untuk menyablon, memastikan screen siap digunakan tanpa mengganggu hasil cetakan, serta meningkatkan daya tahan screen terutama untuk penggunaan jangka panjang. Oleh sebab itu, pada proses ini ada baiknya untuk melakukan pengeringan screen yang telah dilapisi emulsi di ruangan gelap, baik itu menggunakan hair dryer atau kipas angin untuk mempercepat pengeringan sebelum melanjutkan ke tahap selanjutnya.
d. Penempelan Film Sablon:
Melakukan penempelan film sablon adalah tahapan selanjutnya yang bisa dibilang merupakan tahap krusial dalam sablon manual, karena pada tahapan ini nantinya film sablon tersebut akan ditempelkan ke screen sablon yang telah dilapisi emulsi foto sebelum dilakukan pencahayaan (afdruk). Dimana adapun tujuan dari proses ini adalah untuk mentransfer pola desain ke screen agar bisa digunakan dalam proses pencetakan dengan akurat, memastikan hasil afdruk lebih tajam dan sesuai dengan desain asli, serta mencegah desain bergeser selama proses afdruk dengan cara meletakkan film sablon pada screen yang telah kering pada posisi desain tepat di tengah screen, lalu tekan film sablon dengan kaca agar menempel rapat pada screen.
e. Penyinaran Screen dan Pencucian Screen:
Proses penyinaran screen, atau dikenal juga sebagai proses afdruk juga pencucian screen adalah langkah penting selanjutnya yang juga harus dilakukan dan diperhatikan dalam sablon manual. Dimana adanya penyiraman screen ini nantinya akan dimaksudkan untuk mentransfer desain ke screen menggunakan emulsi foto dan lampu UV atau neon, serta membuat pola desain pada screen sablon agar bisa digunakan untuk mencetak tinta ke bahan. Sedangkan langkah pencucian screen sendiri adalah langkah mencuci screen untuk membuka bagian desain yang tertutup emulsi lunak, dan menghilangkan emulsi pada bagian desain agar tinta bisa menembus screen saat proses sablon.
Dimana pada prosesnya, biasanya kita akan diharuskan untuk meletakkan screen di bawah lampu afdruk, lalu atur jarak dan waktu penyinaran sesuai petunjuk pada kemasan emulsi yang akan membuat emulsi mengeras di bagian yang terkena cahaya. Dan jika sudah maka selanjutnya cuci screen dengan air dingin guna menghilangkan emulsi yang tidak terkena cahaya, sebelum kemudian akan dikeringkan di bawah sinar matahari atau dengan hair dryer agar dapat segera dipakai untuk proses penyablonan.
4. Mulai proses penyablonan
Merupakan tahap inti dalam teknik sablon manual, di mana tinta nantinya akan diaplikasikan ke bahan melalui screen sablon menggunakan rakel ke media cetak, bisa dibilang keberhasilan tahap ini sangat lah bergantung pada teknik gesutan, ketepatan posisi screen, dan kualitas tinta yang digunakan. Oleh seba itu, agar nantinya hasil sablon rapi, tajam, dan tahan lama maka ada baiknya untuk memastikan cara penyablonan dilakukan dengan cara yang tepat, seperti langkah langkah berikut ini:
a. Letakkan media cetak di meja sablon
Pada tahapan awal ini ada baiknya untuk selalu memastikan jika media cetak, baik itu berupa bahan (kaos, tote bag, atau lainnya) berada dalam posisi rata agar tinta menyerap dengan baik. Dan untuk membantu ketepatan ukuran, kita isa menggunakan lem meja sablon agar kain tidak bergeser saat proses cetak.
b. Posisikan screen di atas bahan
Jika media cetak sudah berada pada posisi yang pas dan tidak bergeser, maka langkah selanjutnya adalah memposisikan screen di atas media yang akan dicetak. Dimana pada langkah ini nantinya kita diharuskan untuk meletakkan screen sablon yang sudah berisi desain (hasil afdruk) dengan posisi sesuai di atas bahan, dan pastikan screen dalam keadaan kering dan bersih sebelum digunakan.
c. Tuangkan tinta sablon di atas screen
Bila posisi screen sudah betulan terdapat di atas bahan atau media cetak, selanjutnya mulai gunakan tinta sablon yang sesuai dengan jenis bahan (misalnya, tinta rubber untuk kaos katun), lalu taruh tinta tersebut di bagian atas screen secara perlahan, ingat untuk jangan langsung meletakkan tinta sablon tersebut di atas desain.
d. Gesut tinta dengan rakel
Apalagi tinta yang akan diaplikasikan pada media cetak sudah sepenuhnya berpindah di atas screen sablon, maka selanjutnya kita perlu memegang rakel dengan sudut sekitar 45 derajat dan mulai lakukan penarikan pada tinta ke bawah dengan tekanan merata. Dan ada baiknya untuk melakukan gesutan ini 1 sampai 2 kali guna memastikan jika tinta sablon sungguhan sudah menembus screen dan tercetak di bahan.
e. Angkat screen dengan hati-hati dan Periksa hasil cetakan
Jika dirasa tinta sablon sudah sepenuhnya menebus pada screen dan tercetak sempurna di atas media cetak, sebagai langkah selanjutnya kita bisa mulai mengangkat screen secara perlahan lahan agar tidak merusak hasil sablon, dan jangan lupa pula untuk memastikan jika tinta tercetak dengan jelas juga merata, dan jika sekiranya ada bagian yang kurang sempurna, makan ada kemungkinan hal tersebut terjadi karena proses gesutan tidak dilakukan secara merata dan perlu adanya penyablonan ulang dengan lebih hati hati.
5. Proses Pengeringan dan Finishing
Sebagaimana namanya, bisa dibilang jika proses pengeringan dan finishing ini memang adalah tahapan atau langkah sablon manual terakhir yang secara garis besar bertujuan untuk memastikan bila tinta sablon betulan menempel dengan baik pada bahan, sehingga nantinya bisa menghasilkan sablon lebih awet serta tahan lama, tidak mudah luntur, dan terlihat profesional. Dimana adapun tahapan atau cara cara yang bisa dilakukan pada proses pengeringan dan finishing sablon ini diantaranya adalah seperti berikut ini:
a. Diangin anginkan
Cara pertama dan bisa dibilang juga paling sederhana maupun hemat biaya dalam melakukan tahapan pengeringan pada hasil sablon manual adalah dengan cara diangin anginkan saja di tempat yang kering dengan sirkulasi udara yang baik. Dimana waktu pengeringan yang dibutuhkan jika menggunakan cara ini umumnya memang bisa memakan waktu beberapa jam tergantung dari jenis tinta sablon yang digunakan.
b. Menggunakan Heat Gun
Untuk mempercepat proses pengeringan pada hasil sablon, umumnya kita juga bisa memanfaatkan adanya alat bernama heat gun yang beroperasi dengan udara panas. Namun karena suhunya yang biasanya cukup tinggi, maka ada baiknya ketika menggunakan alat pengering ini, kita tidak meletakkannya terlalu dekat agar tinta tidak meleleh atau pecah. Dan bisa dibilang jika cara mengeringkan hasil sablon ini sebetulnya memang lebih cocok untuk diterapkan pada hasil sablon dengan tinta berbasis air seperti rubber.
c. Menggunakan Mesin Heat Press atau Oven Pengering
Selain menggunakan dua cara sebelumnya, dapat diketahui jika untuk mengeringkan hasil sablon manual pun umumnya kita juga bisa menggunakan alat seperti mesin heat press atau oven pengering sebagai salah satu cara mudah juga cepat, terlebih jika proses sablon manual dilakukan menggunakan jenis tinta platisol yang umumnya membutuhkan suhu sekitar 150 sampai 60 celcius agar dapat mengering sempurna. Selain itu, secara keseluruhan hasil dari pengeringan press ini pun biasanya juga dianggap dapat semakin mengawetkan daya tahan tinta, karena proses heat press ini nantinya memang akan menekan dan mengunci tinta agar lebih tahan lama.
d. Setrika dengan Kain Pelapis
Setelah pengeringan selesai dilakukan dan dipastikan seluruh bagian sudah mengering sempurna juga merata, maka langkah selanjutnya juga terakhir yang umumnya perlu dilakukan sebagai bagian dari tahapan finishing agar sablon lebih kuat, rapi, dan tahan lama adalah menyetrika hasil sablon dengan meletakkan kain di atas hasil sablon, lalu setrika dengan suhu sedang. Karena tidak dapat dipungkiri, selain dapat membantu mengunci dan menempelkan tinta sablon dengan sempurna, proses ini pun umumnya juga diketahui dapat membuat hasil sablon menjadi lebih halus pula, utamanya pada sisi sablon yang tidak sengaja terlalu tebal dan terakhir.
Nah itulah bagaimana langkah langkah sablon manual yang dinilai masih cukup mudah untuk dilakukan oleh para pemula, utamanya dalam hal ini adalah para pengusaha kecil yang baru memulai bidang usahanya. Dimana sangat diharapkan jika dengan memperhatikan hal hal sebagaimana disebutkan di atas, nantinya para pengusaha kecil yang sedang menjalankan usaha sablon manual ini, bisa betulan berkembang dan memiliki kemampuan yang semakin efektif serta efisien. Sehingga berbekal dari hal tersebut nantinya mereka pun bisa menghasilkan produk sablon yang tentunya lebih berkualitas, baik dan tahan lama, untuk membangun reputasi usaha sablon manual yang sukses.
Menjadi salah satu jenis sablon dikenal memiliki biaya produksi murah dan juga karakteristik khas yang dikenal dengan ketajaman dan kesolidan tinta sablonnya, tentu secara tidak langsung memang membuat keberadaan dari teknik sablon manual ini banyak dipilih oleh para produsen maupun konsumen yang berkeinginan untuk memberikan sentuhan desain atau ornamen estetis pada produknya, baik itu sebagai hiasan semata maupun sebagai brand identitynya. Tidak terkecuali seperti yang dilakukan oleh para customer yang membutuhkan tas custom guna berbagai macam keperluan komersilnya, namun memiliki pertimbangan ekstra terkait production costnya.
Dimana dapat diketahui jika bagi kita para customer yang agaknya memang sudah yakin ingin menjadikan langkah sablon manual ini sebagai cara untuk menambahkan desain pada tas agar tampak semakin eyectaching juga keren, khususnya bila tas tersebut akan dipakai guna keperluan komersil. Maka mempercayakan proses pembuatan tas custom tersebut beserta dengan proses sablonnya pada sebuah jasa pembuatan tas seperti Karya Bintang Abadi bisa dijadikan sebagai pilihan tepat. Mengingat pabrik tas ini sendiri sebetulnya memang sudah dikenal sebagai tempat pembuatan tas custom berkredibilitas baik yang berpengalaman karena sudah berdiri selama lebih dari 10 tahun.
Terlebih selain daripada itu, sebagai salah satu penyedia jasa tas custom terbaik dan berpengalaman, para customer pun juga tidak perlu ragu akan kenyamanan serta keamanan dari proses pemesanan tas, sebab pabrik tas ini pun diketahui sudah berlegalitas dan sah secara hukum. Serta memiliki cara pemesanan tas mudah dan cepat, baik secara online maupun offline karena akan dibantu langsung oleh customer service ramah juga tanggap dalam membantu segala kebutuhan customer akan pemesanan tas. Jadi tunggu apalagi? Segera hubungi CS Karya Bintang Abadi untuk melakukan pemesanan tas custom guna berbagai keperluan acara agar terasa semakin berkesan.
Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca artikel kami, jangan lupa untuk share pada orang terdekat anda agar tidak ketinggalan dan selalu update berbagai informasi menarik seputar tas. Semoga bermanfaat!